Rabu, 28 Juli 2010

“ ZIGURRAT ” SENI ARSITEKTUR BANGSA SUMERIA

“ ZIGURRAT ”
SENI ARSITEKTUR BANGSA SUMERIA
Artikel

Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Sejarah Asia Barat Daya
Yang Dibimbing Oleh Ibu Sri Sumartini


Oleh:
Ida Purwanti (107261410731)
Ika Rahmatika C (107261407217)
Wiji Erwanto (207261411889)


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SEJARAH
PENDIDIKAN SEJARAH
Februari 2009

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bercerita tentang arsitektur tidak luput dari jejak sejarah peradaban manusia. Arsitektur sebagai ruang hidup manusia selalu berkembang seiring peradabannya. Arsitektur menjadi bukti sejarah perjalanan manusia. Dari era ancient world, classic era, modern, sampai era informasi sekarang ini kebutuhan manusia semakin kompleks, seiring perkembangan inovasi dan teknologi hasil rekayasa manusia. Kemudian era-era peradaban arsitektur manusia dikelompok dengan berbagai generasi. Hampir seluruh aspek yang mempengaruhi hidup manusia pada masing-masing era menjadi pembentuk arsitektur di jamannya masing-masing. Seperti paradigma berfikir, kepercayaan, geografis, penguasa suatu wilayah, maupun pengaruh dari inovasi teknologi.
Sumeria merupakan gabungan negara-negara kota di sekitar Tigris dan Eufrat bawah yang sekarang merupakan Irak selatan. Di masa kini, daratan yang akan sering ditemui mereka yang melakukan perjalanan ke Irak selatan hanyalah padang pasir yang sangat luas. Sebagian besar daratan, kecuali kota-kota dan daerah-daerah yang telah dihutankan, diselimuti pasir. Padang pasir ini, tanah asal bangsa Sumeria, telah ada sejak ribuan tahun. Negeri mereka yang jaya, yang kini hanya dapat ditemui di buku-buku pelajaran, sama nyatanya dengan peradaban mana pun sekarang. Bangsa Sumeria hidup sebagaimana kita saat ini dan menciptakan karya-karya arsitektur yang luar biasa. Dalam sebuah pengertian, kota-kota yang luar biasa indahnya yang dibangun oleh bangsa Sumeria adalah bagian dari warisan budaya bagi zaman kita. Bangsa Sumeria yang tinggal di sepanjang sungai Tigris dan Eufrat, telah memiliki keterampilan membangun arsitektur perkotaan, konstruksi kubah dan piramida-piramida tangga yang disebut zigurat. Dari kebudayaan Persia (Iran purba) telah diwarisi kemahiran membangun konstruksi pilar, penggunaan bahan batu-bata pada bangunan istana dengan teknik konstruksi lengkungan-lengkungan yang disebut iwan dan gerbang dengan berbagai hiasan. Oleh karena itu kami akan membahas tentang hasil arsitektur bangsa Sumeria.
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Di Bangunnya Zigurrat di Sumeria
Ketika para pengembara mulai menghentikan kebiasaannya dan menetap di dusun-dusun, rumah tinggal dibangun dari bata yang dijemur, dan tiap-tiap rumah terdiri dari 6 sampai 7 ruang berbentuk panjang melorong, yang diatur mengelilingi sebuah halaman dalaman (patio), sehingga hawa yang panas diluar tidak sampai masuk ke dalam rumah. Akan tetapi bagi penghuni rawa gelagah, mereka membangun rumahnya dari bahan yang tersedia, yakni gelagah rawa yang mudah hancur. Bangunan yang dihasilkan mirip terowongan dengan atap melengkung,dengan cara menanam 2 deret ikatan gelagah kedalam tanah untuk membuat pilar, lalu melengkungkan serta mengikat pada ujungnya untuk membuat lengkungan atap gelagah pula, itulah gubug gelagah. Patio sebagai halaman dalam, sangat penting artinya bagi orang Mesopotamia. Patio tersebut mengikat ruang-ruang yang mengelilinginya, yang terdiri dari ruang-ruang berbentuk rangkaian segi panjang yang sempit melorong yang ditutup oleh atap melengkung. Bahan bangunan terdiri dari bata Lumpur yang dikeringkan, sehingga secara struktural merupakan tatanan dinding bata yang cukup tebal, disamping karena bahannya sendiri juga dapat mengkondisikan ruang dalamnya, agar panas dari luar tidak terbawa masuk. Bukaan pada pintu dan jendela cukup kecil saja, juga agar hawa panas tidak masuk kedalam ruang, sedangkan kesan secara keseluruhan masif.
B. Karakteriastik Bangunan Zigurrat di Sumeria
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang tinggal di daerah Mesopotamia (Irak) dari abad 4 BC sampai 3 BC. Di Sumeria sudah ditemukan perencanaan tata kota, courtyard house, dan Ziggurats (bangunan terbuat dari susunan bata). Sekitar tahun 2250 sebelum masehi dikenal adanya artificial ‘Hill of Heaven’ yang merupakan monument keselamatan terbesar simusim panas yang bernama ‘The Ziggurat of Ur’ yang merupakan monument penghormatan kepada salah satu Tuhan mereka bulan dan gunung sebagai rumah yang diberikan kepada pendatang pertamanya. Menurut Sir Leonard Wooley, Zigurat itu setinggi 68 feet yang terletak pada terase setinggi sepuluh feet di atas kota. Bangsa Sumeria sangat peduli dengan keberadaan tukang bangunan. Arsitektur Sumeria adalah dasar dari peradaban arsitektur yang berkembang kemudian di sekitar Timur Tengah. Bangunan di Sumeria menggunakan bata lempung sebagai material utama. Selain itu di Sumeria sudah memiliki desain tata kota, arsitektur rumah tinggal, arsitektur bangunan umum (tempat ibadah), Kuil, Istana, dan arsitektur lansekap. Pada umumnya ditemukan kuil untuk pemujaan yang disebut ziggurat. Ziggurat berasal dari kata zagaru yang artinya bangunan tinggi seperti gunung karena merupakan menara bertingkat yang makin lama makin kecil. Ziggurat adalah menara kuil berbentuk limas yang berundak dan bertudung, dalam khazanah arsitektur Asiria. Bahan bangunan di Mesopotamia pada umumnya terbuat dari tanah liat yang dijemur.
Tulisan bangsa Sumeria disebut tulisan paku (cunei form). Mereka menggunakan ± 350 tanda gambar dan setiap gambar merupakan satu suku kata. Huruf-huruf itu dituliskan pada papan tanah liat yang digoresi atau ditulisi menggunakan karang yang keras dan berujung tajam. Selain itu juga tulisan bangsa Sumeria terdapat di relief- relief bangunan Ziggurat. Huruf paku sudah dikenal sejak tahun 3000 SM digunakan untuk mencatat hasil panen, harta benda serta urusan perdagangan. Huruf paku disebarkan oleh bangsa Funisia di sekitar Laut Tengah. Bangsa Yunani mengambil dan mengembangkan menjadi huruf Alfa, Beta dan Gama. Kemudian bangsa Romawi mengembangkan menjadi huruf Latin.
TEORI-TEORI YANG RELEVAN
Teori arsitektur (theory of architecture) yakni sebentuk teori yang khas arsitektur, mirip teori atom atau teori gravitasi yang muncul serta berlaku dalam ilmu fisika. Teori arsitektur jenis ketiga ini sebenarnya lebih tepat berada dalam kategori theory on architecture, yang menunjukkan adanya academic sense daripada theory about architecture. Meskipun demikian, theory on architecture akan muncul dari adanya theory about architecture, sebagai konsekuensi logis dan menjadi substansi dari paradigma arsitektur yang dianut seorang pencetus teori.
1.Teori Urban Desain
Dalam proses urban design didasarkan pada teori-teori yang harus selalu diperhatikan yaitu:
1. Figure Ground Theory (solid-void plan)
Berisi tentang lahan terbangun (urban solid) dan lahan terbuka (urban void). Pendekatan figure ground adalah suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola existing figure ground dengan cara penambahan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka.
a. Urban solid
Tipe urban solid terdiri dari:
1.Massa bangunan, monumen
2.Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan
3.Edges yang berupa bangunan
b.Urban void
Tipe urban void terdiri dari:
1.Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara publik dan privat
2.Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi privat sampai privat
3.Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik berskala kota
4.Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preservasi kawasan hijau
5.Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.
2. Teori Keterkaitan (Linkage Theory)
Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya. Menurut Fumuhiko Maki. Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Teori ini terbagi menjadi 3 tipe linkage urban space yaitu:
1.Compositional form
Bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara 2 dimensi. Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung
2.Mega form
Susunan-susunan yang dihubungkan ke sebuah kerangka berbentuk garis lurus dan hirarkis.
3.Group form
Bentuk ini berupa akumulasi tambahan struktur pada sepanjang ruang terbuka. Kota-kota tua dan bersejarah serta daerah pedesaan menerapkan pola ini.
3. Teori Lokasi (Place Theory)
Teori ini berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. Space adalah void yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. Salah satu bentuk keberhasilan pembentuk place adalah seperti aturan yang dikemukakan Kevin Lynch untuk desain ruang kota:
1.Legibillity(kejelasan)
Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh warga kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa langsung dilihat pola keseluruhannya.
2.Identitas dan susunan
Identitas artinya image orang akan menuntut suatu pengenalan atas suatu obyek dimana didalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan obyek yang lainnya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya. Susunan artinya adanya kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan dan ruang terbukanya
3.Imageability
Artinya kualitas secara fisik suatu obyek yang memberikan peluang yang besar untuk timbulnya image yang kuat yang diterima orang. Image ditekankan pada kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut identitas dengan strukturnya.
Kevin Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu:
•Paths
Adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.
•Edges
Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara 2 jenis fase kegiatan. Edges berupa dinding, pantai hutan kota, dan lain-lain.
•Districts
Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan visual. Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
•Nodes
Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.
•Landmark
Adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan.
4.Visual and symbol conection
•Visual conection
Visual conection adalah hubungan yang terjadi karena adanya kesamaan visual antara satu bangunan dengan bangunan lain dalam suatu kawasan, sehingga menimbulkan image tertentu. Visual conection ini lebih mencangkup ke non visual atau ke hal yang lebih bersifat konsepsi dan simbolik, namun dapat memberikan kesan kuat dari kerangka kawasan
Dalam pengaturan suatu landuse atau tata guna lahan, relasi suatu kawasan memegang peranan penting karena pada dasarnya menyangkut aspek fungsional dan efektivitas. Seperti misalnya pada daerah perkantoran pada umumya dengan perdagangan atau fungsi-fungsi lain yang kiranya memiliki hubungan yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.
•Symbolic conection
Symbolic conection dari sudut pandang komunikasi simbolik dan cultural anthropology meliputi:
•Vitality
Melalui prinsip-prinsip sustainance yang mempengaruhi sistem fisik, safety yang mengontrol perencanaan urban struktur, sense seringkali diartikan sebagai sense of place yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat yang memiliki keunikan dan karakteristik suatu kota.
•Fit
Menyangkut pada karakteristik pembangkit sistem fisikal dari struktur kawasan yang berkaitan dengan budaya, norma dan peraturan yang berlaku.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekitar tahun 2250 sebelum masehi dikenal adanya artificial ‘Hill of Heaven’ yang merupakan monument keselamatan terbesar simusim panas yang bernama ‘The Ziggurat of Ur’ yang merupakan monument penghormatan kepada salah satu Tuhan mereka bulan dan gunung sebagai rumah yang diberikan kepada pendatang pertamanya. Arsitektur Sumeria adalah dasar dari peradaban arsitektur yang berkembang kemudian di sekitar Timur Tengah. Tulisan bangsa Sumeria disebut tulisan paku (cunei form) yang juga terdapat pada relief bangunan Ziggurat.
Teori arsitektur (theory of architecture) yakni sebentuk teori yang khas arsitektur, mirip teori atom atau teori gravitasi yang muncul serta berlaku dalam ilmu fisika. Teori arsitektur jenis ketiga ini sebenarnya lebih tepat berada dalam kategori theory on architecture, yang menunjukkan adanya academic sense daripada theory about architecture. Meskipun demikian, theory on architecture akan muncul dari adanya theory about architecture, sebagai konsekuensi logis dan menjadi substansi dari paradigma arsitektur yang dianut seorang pencetus teori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar